Cumprase – Apakah Anda berhasil membebaskan diri dari gejolak hidup setelah menyelesaikan skripsi?Jawabannya: tidak. Setelah terbebas dari dilema seorang senior, Anda masih harus menghadapi pilihan hidup yang akan sangat mempengaruhi masa depan Anda: mengejar gelar master atau bekerja?
Ada yang bilang langsung masuk sekolah karena otaknya masih fresh. Namun ada juga yang menawarkan untuk terjun langsung ke dunia kerja dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Apakah kamu tidak bingung? Kali ini, kami akan menguraikan pro dan kontra dari setiap opsi.
Hampir setiap orang yang telah lulus kuliah tidak akan merasa lega hingga hari kelulusan. Tampaknya semua perjuangan terbayar pada hari perayaan. Lulusan baru biasanya akrab dengan bursa kerja dan berbagai situs rekrutmen karyawan. Dari kehidupan mahasiswa yang nyaman, tiba-tiba Anda yang baru saja lulus akan dihadapkan pada status baru pengangguran dan pencari kerja.
Sebelum membahas kelebihan dan kekurangan bekerja atau mengejar gelar master setelah lulus, mari kita pertimbangkan dulu apa yang ditawarkan pendidikan tinggi di tingkat master. Berbeda dengan pendidikan sarjana yang mengajarkan mahasiswa untuk memahami dan menerapkan pengetahuan yang dihasilkan oleh orang lain, mahasiswa magister dituntut untuk menjadi salah satu penghasil pengetahuan.
Di awal sekolah, siswa S-2 akan dihadapkan pada berbagai mata kuliah yang harus mereka ikuti. Kegiatan pembelajaran di kelas akan didominasi oleh kegiatan diskusi, bukan mendengarkan ceramah yang diberikan oleh guru. Sebagai mahasiswa pascasarjana, Anda harus aktif terlibat dalam pembelajaran mandiri.
Selama 1-2 semester terakhir, kegiatan mahasiswa pascasarjana akan lebih difokuskan pada kegiatan penelitian. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang bidang studi tempat Anda bekerja saat ini tidak akan datang dari kelas, tetapi dari kegiatan langsung di lapangan.
Anda akan memiliki kesempatan untuk bekerja dengan profesor untuk menyelesaikan penelitian. Mahasiswa pascasarjana juga memiliki banyak kesempatan magang dengan berbagai organisasi.
Secara umum, pelatihan tingkat master mempersiapkan seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman profesional melalui proses penelitian dan pembelajaran yang dilakukan secara mandiri.
Berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentu membutuhkan usaha ekstra. Tidak hanya komitmen finansial, Anda juga perlu membentengi diri untuk menghadapi gempuran tugas yang tentunya lebih berat dari tugas yang Anda hadapi di tingkat sarjana.
Sebelum terjun ke arena mahasiswa pascasarjana, coba yakinkan dulu diri Anda: “Apakah Anda benar-benar ingin kembali ke sekolah?” Keputusan untuk melanjutkan studi tentu saja merupakan keputusan yang sangat baik, selama alasannya bukan sebagai berikut:
• Anda hanya ingin menghindari kemandirian finansial
• Anda ingin melarikan diri dari persaingan pencarian kerja yang ketat
• Pendidikan tinggi hanyalah pelarian dari pekerjaan Anda yang membosankan.
• Sekolah hanyalah alat untuk mencapai impian hidup di luar negeri (Anda dapat menabung dan bepergian sendiri, tanpa harus berinvestasi bertahun-tahun untuk berpikir)
• Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan hidup Anda, sehingga Anda membuat keputusan untuk kembali ke sekolah
Jika 5 alasan di atas mendorong keinginan Anda untuk melanjutkan pendidikan, maka Anda harus berpikir ulang. Daripada membuang waktu untuk lari dari masalah S-2, ada banyak cara lain yang lebih elegan untuk menyelesaikannya.
Siapa bilang orang yang baru saja menyelesaikan studi universitas tidak memiliki kesempatan untuk mencari pekerjaan? Meskipun hampir semua lowongan pekerjaan mengharuskan Anda memiliki pengalaman kerja, ada cara untuk mengatasinya:
• Lamar posisi Management Trainee (MT), di posisi ini Anda akan mendapatkan pelatihan langsung dari perusahaan untuk mempersiapkan Anda menjadi calon manajer.
• Jangan berkecil hati ketika ada lowongan yang membutuhkan pengalaman kerja. Jika Anda benar-benar berpikir Anda bisa, daftarlah. Perusahaan akan terus mempertimbangkan kandidat yang bersemangat.
• Yakinkan perusahaan bahwa Anda adalah orang yang dapat dilatih. Meski tidak memiliki pengalaman kerja, keinginan untuk berlatih bisa menjadi kekuatan Anda.
• Ketahui keterampilan dan kekuatan Anda. Jangan lupa untuk memanfaatkan semua koneksi yang telah dibuat selama ini.
• Temukan gaji standar di bidang pekerjaan yang Anda cari. Hal ini penting agar Anda tidak kaget dan memiliki pertimbangan yang rasional saat merundingkan masalah gaji.
• Periksa peluang profesional yang ditawarkan oleh pekerjaan Anda. Tapi JIKA gaji Anda kecil di awal, bukan berarti karir Anda tidak berkembang, bukan?
Jadi apa yang Anda pikirkan? Lebih baik langsung bekerja atau melanjutkan S-2 setelah lulus kuliah? Semua pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada akhirnya, semua keputusan terserah Anda. Semoga beruntung!
Sumber: