Pengertian dan Klasifikasi Iklim

Cumprase – Cuaca adalah fenomena alam yang terjadi dan berubah dalam waktu singkat, yang kita rasakan dari menit ke menit, jam ke jam. Contoh: perubahan harian suhu, kelembaban, angin, dll. Iklim, di sisi lain, adalah peristiwa cuaca rata-rata di daerah tertentu, termasuk perubahan musiman ekstrim dan variasinya selama periode waktu yang relatif lama, baik secara lokal, regional atau di seluruh dunia kita.

 

Iklim dipengaruhi oleh perubahan jangka panjang dalam aspek-aspek seperti orbit bumi, perubahan lautan atau keluaran energi matahari. Perubahan iklim adalah hal yang wajar dan terjadi secara perlahan. Contoh: musim (dingin, musim panas, musim semi, musim gugur, hujan dan kekeringan) dan fenomena alam khusus (seperti tornado dan banjir).

 

Terjadinya cuaca dan iklim di Bumi mencerminkan tidak meratanya distribusi energi yang diterima dari Bumi. Daerah tropis di sekitar khatulistiwa menerima energi radiasi matahari sepanjang tahun, yang berarti kelebihan energi, sedangkan daerah subtropis dan kutub, di sisi lain, menerima sedikit energi dan relatif pendek dan terputus-putus karena orbit Bumi di sekitar khatulistiwa. . Matahari.

 

Sebagai negara yang secara geografis terletak di sekitar garis khatulistiwa, Indonesia memiliki iklim tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan Oktober sampai Februari sedangkan musim kemarau berlangsung dari bulan Maret sampai September.

 

memahami iklim

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang relatif luas dan dalam waktu yang relatif lama (puluhan tahun), ilmu yang mempelajarinya adalah meteorologi, dan ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi.

 

Iklim perlu dipelajari dan dijadikan ilmu agar manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan alam. Misalnya, orang-orang di dataran tinggi mengenakan pakaian tebal dan makan makanan berlemak tinggi. Sebaliknya, orang-orang di dataran rendah memakai pakaian yang ringan dan mudah menyerap keringat. Mereka membangun rumah dengan banyak jendela agar sirkulasi udara merata dan suhu udara hangat dapat diturunkan. Baca juga mengenai labu erlenmeyer

 

Tidak ada dua tempat di bumi yang memiliki karakteristik cuaca dan iklim yang sama persis. Keduanya hanya memiliki kesamaan iklim, sehingga dapat dibagi menjadi zona iklim besar.

 

klasifikasi iklim

Iklim suatu wilayah ditentukan oleh lima faktor utama, yaitu garis lintang, angin yang bertiup, massa daratan atau benua, arus laut, dan topografi. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, para ahli klimatologi mengklasifikasikan iklim bumi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:

 

  1. Iklim matahari

Klasifikasi iklim Matahari didasarkan pada faktor lintang. Perbedaan garis lintang di permukaan bumi mempengaruhi jumlah energi matahari yang ditemuinya. Keadaan ini menyebabkan suhu udara di daerah rendah (khatulistiwa) lebih panas daripada di daerah tinggi (kutub).

 

  1. Iklim Koppen

Pada tahun 1900, Wladimir Koppen, seorang ahli iklim Jerman, mengklasifikasikan iklim global menjadi lima kelompok. Klasifikasi iklim didasarkan pada curah hujan dan suhu udara. Juga pertimbangkan vegetasi dan distribusi jenis tanah. Sistem klasifikasi dibagi menjadi huruf besar dan huruf kecil. Setiap kelompok menggunakan simbol huruf kapital. Sedangkan subgrup menggunakan dua huruf, yaitu kombinasi huruf besar dan huruf kecil. Menurut klasifikasi iklim Koppen, lima kelompok iklim adalah Tipe A, B, C, D dan E.

 

  1. Iklim Schmidt-Ferguson

Schmidt-Ferguson mengklasifikasikan iklim menurut jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata jumlah bulan basah. Bulan disebut bulan kering jika curah hujan dalam sebulan kurang dari 60 mm. Ini disebut sebagai bulan basah ketika lebih dari 100 mm hujan turun dalam sebulan.

 

  1. Iklim orang tua

Penentuan iklim Oldeman didasarkan pada dasar yang sama dengan penentuan iklim Schmidt-Ferguson, yaitu pada unsur hujan. Bulan hujan dan bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu, oleh karena itu klasifikasi iklim disebut juga sebagai zona agroklimat. Misalnya, curah hujan 200 mm per bulan dianggap cukup untuk menanam padi sawah. Sedangkan curah hujan minimum yang dibutuhkan untuk menanam tanaman sekunder adalah 100 mm per bulan. Selain itu, musim hujan 5 bulan dianggap cukup untuk menanam padi sawah selama satu musim.